MEMBICARAKAN "KEKURANGAN" ORANG LAIN




Ada kata-kata bijak yang mengatakan demikian:

"Hal-hal yang kamu katakan tentang orang lain, sebenarnya mengatakan banyak hal tentang dirimu sendiri."
Kata-kata bijak di atas patut kita renungkan dalam kehidupan kita sehari-hari.

Ketika kita membicarakan orang lain, khususnya berkaitan dengan kekurangan, kelemahan atau kejelekan orang lain (kadang-kadang itu pun belum tentu sepenuhnya benar), kita perlu berhati-hati dan bersikap bijaksana.

Minimal ada 3 pertanyaan yang perlu kita ajukan pada diri kita sendiri, ketika kita ingin membicarakan atau menerima informasi tentang "kejelekan orang lain":

1. Apakah hal yang kita bicarakan itu benar dan dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya di hadapan Tuhan? Apakah kita tahu persis duduk persoalan sebenarnya?

2. Apa motivasi dan tujuan kita membicarakan hal itu? Apakah tujuannya baik? Apakah didasari motivasi yg murni dan kasih yang tulus?

3. Apakah hal yang dibicarakan itu dalam konteks yang tepat?
Apakah hal itu lebih tepat dibicarakan dalam relasi secara personal?
Atau apakah hal itu lebih tepat hanya dibicarakan dalam rapat saja?
Atau apakah hal itu juga perlu diketahui dalam lingkaran yang lebih luas, yaitu konsumsi publik?

4. Apakah kita memahami dampak/akibat dari apa yang kita katakan tentang orang lain itu?
Apakah kita menjadi penyebar gosip atau pemutus rantai gosip?

Mari kita lebih berhati-hati ketika berbicara tentang orang lain, maupun ketika menerima informasi tentang "kekurangan" orang lain.

Jangan mudah terprovokasi, jangan mudah "dikompori," jangan mudah percaya begitu saja, sekali pun hal itu berasal dari pasangan Anda.
Namun, kita juga perlu belajar untuk bersikap netral atau tidak memihak, terhadap hal-hal yang kita sendiri belum tahu kebenarannya secara pasti.

Kita akan menpertanggungjawabkan setiap kata-kata, sikap, dan hidup kita di hadapan Tuhan.

"Bagaimana Anda berkata-kata dan bagaimana sikap hati Anda, menunjukkan siapa sesungguhnya Anda sebenarnya."

"Siapa menjaga mulutnya, memelihara nyawanya, siapa yang lebar bibir akan ditimpa kebinasaan” (Amsal 13:3)

Tuhan memberkati.🙏🏽🙏🏽

No comments:

Post a Comment

Hamba Tuhan: Panggilan Mulia dan Berbahaya (Pastor: Glorious and Dangerous Calling)

Tulisan ini merupakan refleksi/perenungan saya selama 7 tahun melayani di gereja sebagai Hamba Tuhan/Rohaniwan. Tidak terasa, sudah 7 t...